Oleh : Ahsin Sakho Muhammad
Latar belakang sejarah.
Dalam kitab-kitab klasik disebutkan bahwa bangsa arab adalah bangsa nomaden yaitu bangsa yang senang berpindah dari satu tempat ketempat yang Isinnya. Mereka tidak pernah mendiami satu daerah terus menerus. Oleh karena itu bangsa arab berserakan di seluruh pelosok di semenanjung Arabia, dari daerah Yaman disebelah selatan, disepanjang Kufah dan Basrah di Irak, sampai ke Syam di sebelah utara dan ditepi tepi pantai diselat farisi ''. disebelah timur dan disepanjang pantai antara Mekkah dan Madinah di sebelah barat. Mereka terdiri dari kabilah- kabilah yang bermacam-macam mereka telah mendiami kawasan disekitar semenanjung Arab, selama ratusan tahun, kalau tidak dikatakan ribuan tahun. Bahasa mereka adalah satu yaitu bahasa arab yang merupakan bahasa kesatuan mereka, yang berasal dari bahasa Arsmi kuno.
Walaupun bahasa mereka pada dasarnya adalah satu, tapi antara satu kabilah dengan kabilah yang lain terdapat banyak perbedaan, baik dari segi cara pengucapan atau juga dari segi perbendaharaan bahasa. Maka banyak dijumpai bahwa penyebutan satu benda oleh satu kabilah akan berlainan dengan kabilah yang lainnya. Seperti kata " Mudyah" dan "Sikkin", keduanya berarti sama yaitu pisau, tapi satu kabilah hanya memakai satu diantara keduanya. Bahasa, adalah alat komunikasi manusia yang bisa berkembang sejalan dengan budaya manusia itu sendiri. Begitu juga dengan bahasa Arab.
Bahasa ini sebelum turunnya Al-Qur'an telah mengalami perkembangan yang cukup berarti. Hal itu terjadi karena bangsa arab sebagaimana disinyalir oleh Al Qur'an adalah bangsa yang suka berniaga antara syam diwaktu musim panas dan Yaman diwaktu musim dingin. Disamping itu bangsa arab juga telah melakukan kontak perdagangan dengan bangsa-bangsa lain seperti Persia, Abbasinia dll. sehingga melalui kontak perdagangan ini, bangsa Arab banyak menyerap kata-kata dari mereka yang tidak terdapat dalam kabilah bangsa Arab sendiri. Oleh karena itu kita banyak temukan kata kata ysng asing didalam alqur'an seperti "Sundus", " I stabraq", "Kafur" dll yang menurut banyak ulama ahli bahasa , kata-kata tersebut adalah asalnya dari bangsa lain , kemudian setelah merasuk kedalam kehidupan keseharian mereka , maka jadilah kata kata tersebut menjadi bagian yang tak terpisahkan dari bahasa arab. Maka barang siapa yang me ngatakan bahwa kata-kata asing tersebut adalah bukan bahasa arab ,maka ia melihatnya dari saat kata-kata tersebut belum resmi dipakai oleh orang arab. Sedangkan orang yang mengatakan bahwa kata kata asing tersebut adalah bahasa arab asli, maka orang tersebut melihiatnya setelah kata-kata tersebut menjadi kosa kata baru dalam bahasa arab.
Sejalan dengan proses assimilasi dalam bahasa arab, kita menge-t&bui brhwa kaum qureisy , adalah suku yang mempunyai peranan yg cukup berarti. mereka adalah suku yang terpandang,mempunyai wi-bawa dalam pandangan suku lainnya, perdagangan dan golongan kaya juga bsnyak didominasi oleh mereka. Maka suku quraisylah yang selalu berperan dalam mengatur perhelatan haji yang ada p8da se-tiap tahun. Kitapun tahu bahwa pada setiap tehun, orang-Orang arab mendirikan pasar tahunan, yaitu di "Dzul Majaz", "Majinnah" dan "Ukazh". Pada kebissaannya setelah mereka merampungkan bazaar ta hunen itu, mereka telah diambang pintu bulan dzul hijjah.
Yang patut di perhatikan disini adalah, orang-orang arab disamping mereka sibuk dengan menjajakan barang dagangan mereka di tempat- tempat tersebut, mereka juga berlomba lomba memperlihatkan kebolehan mereka merabaca sya'ir-sya’ir mereka dihadapan kabilah- kabilah yang lain. Pada akhir perlombaan , mereka yang menang akan mendapatkan sanjungan dan pujian, dan kabiah mereka terangkat martabatnya dalam pandangan kabilah yang lain. Pada saat bertemu inilah orang-orang quraisy yang dikatakan sebagai orang "kota" , mengadakan penyeleksian terhadap bahasa bahasa yang dibawa oleh masing masing kabilah. Maka manakala ada bahasa dari stu kabilah tertentu yang dianggap baik, maka orang quraisy tidak segan-segannya mengambil bahasa tersebut sebagai bahasa resminya. Maka jadilah bahasanya orang quraisy , adalah bahasa pilihan, bahasa yang bisa diterima oleh seluruh kabilah arab dan bisa dikatakan sebagai bahasa nasional arab pada waktu itu.
Bahasa quraisy adalah bahasa yang sudah dijadikan standar untuk kalangan sastrawan, enak diucapkan dan didengarkan. tidak ada dessis yang berlebihan pada waktu diucapkan. Pada watu bahasa quraisy sudah berada pada tingkat yang sedemikianlah , Allah menurunkan Al qur'an dengn bahasa mereka. Karena Nabi Muhammad adalah dari kalangan mereka. sesuai dengan Sabda Allah SWT :
artinya : Kami tidak mengutus satu utusan kecuali dengan babesa kaumnya sendir.
Sikap Nabi Setelah al Qur’an Di Turunkan
Al qur'an pertama kali diturunkan di Mekkah , tempat kediaraan suku quraisy. Nabi menyampaikan al qur'an yang diturunkan kepadanya kepada mereka sedikit demi sedikit sesuai dengan banyaknya ayat yang turun. Nabi menyampaikan ayat-ayat tersebut dan mengajarkannya sebagaimana lazimnya orang mengajarkan ngaji alqur'an kepada orang lain, yaitu dengan jalan "Talaqqi Syafahi" atau secara langsung dari mulut kemulut.
Karena Nabi dari suku Quraisy, dan orang-orang yang diajari alqur'an , kebanyakannya adalah dari mereka atau orang2 yang dialek dan bahasanya sama dengan mereka , maka praktis Nabi tidak menemukan hambatan apa apa. yaitu hambatan dari segi bacaan. Namun demikian Nabi merasa bahwa pada saatnya nanti akan banyak dari suku (kabilah) lain yang akan masuk Islam dan mereka mau tidak mau harus mempelajari al qur'an. Padahal bahasa dan dialek mereka tidak sama dengan bahasa dan dialek kaum Quraisy, sehingga akan menyusahkan mereka. Nabi tidak menginginkan demikian. bagaimanapun juga kesukaran dari segi bacaan, bukanlah kendala dan ganjalan yang membikin mereka berpaling dari al qur'an.
Berangkat dari keprihatinan Nabi tersebut, pernah pada satu waktu sebagaimana diceritakan dalam salah satu riwayat, bahwa Nabi diperintahkan oleh Allah untuk membacakan kepada ummatnya dengan satu huruf ( bentuk bacaan ), Nabi menjawab bahwa ummatnya tidak mampu berbuat demikian , sebab mereka ada orang tua , yang tak bisa membaca dan menulis, orang awam dll. akhirnya, setelah melalui tawar menewar antara Nabi dan malaikat Jibril, Nabi diperintahkan oleh Allah untuk nengajarkan dan membacakan kepada ummatnya, al qur’an dengan tujuh huruf. Mulai dari saat itulah Nabi mengajarkan alqur'an kepada para sahabatnya dengan aneka bentuk bacaan, yang semuanya itu telah diturunkan oleh Allah kepadanya. Sehinngga praktis hanya menyampaikan saja kepada orang lain.
Apa yang disampaikan dan dipraktekkan oleh Nabi, adalah membacakan sebagian bacaan dengan satu bacaan tertentu kepada salah satu sahabat beliau dan menyampaikan bacaan yang lain kepada sahabat yg lain. sebingga bacaan keduanya berbeda. Pernah pada satu saat Sahabat Umar bin Khaththab mendengarkan bacaanya Hisyam bin Hakim bin Hizam. Umar sangat terkejut dengan bacaan rekannya tersebut. Umar tidak sabarlagi menunggu rekannya menyelesaikan salatnya. Barulah setelah Hisyam salam, Umar langsung menyergapnya dan menginterograsinya dengan penuh kekesalan. Umar tidak main-main dalam hal ini, karena menyangkut Al-qur an dan sendi utama dalam agama Islam. Umar sangat terkenal kegigihannya dalam hal-hal semacam begini. Hisyam bilang bahwa bacaan nya adalah bacaan yang diajarkan oleh Nabi. Akhirnya keduanya berangkat menuju Nabi dan meminta penjelasan dari Beliau. Akhir nya Nabi menyuruh Umar melepaskan genggamannya atas Hisyam dan menyuruh Hisyam membacakan bacaan yang tadi didengarkan oleh Umar. Lalu Hisyampun membaca bacaannya tadi, Nabi terkata bahwa ”demikian bacaan tersebut diturunkan”.
Berangkat dari peristiwa tadi nyatalah bahwa perbedaan bacaan yang telah Nabi ajarkan, yang maksudnya meringankan bacaan bagi ummatnya ternyata membawa dampak perselisihan diantara para sahababnya. Perselisihan yang semacam ini juga terjadi antara sahabat-sahabat Nabi yang lain. Tapi setelah dilaporkan kepada Nabi, kesemua persoalan tersebut bisa ditanggulangi dengan baik, dan Nabi selalu menjawab bahwa yang sedemikian tersebut ke semuanya benar dan diturunkan dari Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar